Rabu, 08 Desember 2010

MASA DEPAN KABUR TANPA HUTAN

Ketika bencana alam banjir dan tanah longsor menewaskan puluhan warga, Orang-orang pun sadar bahwa mereka telah kehilangan semua fungsi hutan. Pohon-pohon pelindung yg sekaligus menahan atau menangkap air hujan diperbukitan daratan tinggi pulau itu telah habis ditebang hanya untuk memuaskan nafsu keserakahan materi sesaat.padahal, Hasil jual kayu hutan itu sama sekali tidak membuat rakyat sekitar menjadi sejahtera. Sebaliknya, tindakan penebangan kayu hutan itu justru menjadikan penduduk yang sudah sengsara semakin menderita karena bencana banjir dan longsor yang telah melululantahkan perkampungan mereka. Hutan alam yang sebenarnya mampu memberikan manfaat bagi kehidupan mereka berubah menjadi murka dan menimbulkan bencana. Terbukti, kerugian yang ditimbulkan akibat penebangan liar itu sungguh tidak ternilai. selain harta, jiwa manusia juga plasma nutfah serta ekologi sumber daya hutan yang sebenarnya berguna untuk kehidupan manusia juga musnah. Fungsi ekonomi, ekologi, dan sosial sumber daya hutan itu hancur sekaligus. tidak ada hutan, tidak ada masa depan.
Penebangan liar yang tidak terkendali dewasa ini merupakan masalah serius yg dihadapi sektor kehutanan. Kasus ini menjadi sorotan dunia, penebangan liar berlangsung karna didukung lemahnya penegakan hukum.
Penebangan liar disertai penjarahan hutan sangat marak terutama di perbatasan Kalimantan karena melibatkan berbagai pihak, mulai dari anggota masyarakat hingga aparat. Situasi telah mempercepat laju degradasi hutan tropis indonesia yang sekaligus merupakan paru - paru dunia. Penebangan liar itu sudah tidak memedulikan lagi apakah yg mereka babat adalah hutan produksi, hutan konservasi, ataupun hutan lindung.
Kondisi sumber daya hutan (SDH) yg semakin rusak dari hari ke hari tampaknya tidak akan membaik dalam waktu dekat ini. Tidak stabilnya politik dan penyelenggaraan kehutanan sejak medio tahun 1998 yang semakin bertambah buruk pada akhir-akhir ini menjadi dorongan kuat meningkatnya degradasi dan deforestasi hutan (penurunan dan pemusnahan hutan)
"angka penurunan hutan yang kini dinyatakan mencapai 1,6-1,8 juta hektar pertahun sangat mungkin meningkat cepat dalam lima tahun mendatang". Transtoto handari pengamat ekonomi kehutanan memprediksi pengamat ekonomi kehutanan memprediksi. bahkan, bank dunia telah memperkirakan bahwa seluruh hutan alami di sumatera akan hilang pada tahun 2005 - 2010 dan di kalimantan pd tahun 2010 - 2015. 
Penegakan hukum yang selama ini menjadi titik lemah pengamanan hutan harus diprioritaskan secara sungguh2. Integritas moral dalam menjaga kekayaan alam hutan harus mampu ditumbuhkan secara swadiri di setiap aparat kehutanan ataupun pihak-pihak yang terkait seperti pengusaha perkayuan dan masyarakat.
Hal yang tidak boleh dilupakan, tanggung jawab pelestarian pemanfaatan SDH ini bukan hanya berada dipundak departemen kehutanan, melainkan kini justru merupakan tugas utama pemerintah daerah dengan seluruh aparatnya. Menurut transtoto, kekayaan SDH yang sangat melimpah seharusnya dapat digunakan sebagai modal kesejahteraan dalam pembangunan nasional dan regional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar